Oke, saya tahu terlalu muluk-muluk memang. Novel ‘Berjuta
Rasanya’ saja belom kebeli, tapi ‘Negeri Para Bedebah’ sudah masuk wishlist.
Lha bagaimana lagi, sudah terlanjur penasaran dengan novel yang satu ini sih
muehuehue.
Apalagi setelah baca review tentang novel ini, beh makin penasaran saja. Soalnya, disetiap novel yang ditulis bang Tere selalu memiliki kesan yang berbeda diakhir kisahnya. Nah, boleh cerita sedikit? Awal saya mengenal tulisan bang Tere ketika saya kelas 3 SMP, jadi sekitar 3 tahun yang lalu. Novel pertama yang saya baca adalah ‘Moga Bunda Disayang Allah’ hasil pinjam dari sepupu. Tapi, setelah itu ya biasa saja tidak ada kelanjutan baca novel yang lain. Nah, ketika kelas 2 SMA akhirnya saya membaca novel ‘Rembulan Tenggelam di Wajahmu’ then, I have fallen in love. Dari saat itu, saya mulai membaca novel-novel yang lain. Pukat, Burlian, Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin, Hafalan Shalat Delisa, Sunset Bersama Rosie, Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah, dan Bidadari-bidadari Surga. Semua sama, saya suka. Bagaimana ya, cerita yang disampaikan bang Tere itu mengajarkan ketulusan, keikhlasan, pandangan yang baik tentang dunia. So simply, but so deep :D
Apalagi setelah baca review tentang novel ini, beh makin penasaran saja. Soalnya, disetiap novel yang ditulis bang Tere selalu memiliki kesan yang berbeda diakhir kisahnya. Nah, boleh cerita sedikit? Awal saya mengenal tulisan bang Tere ketika saya kelas 3 SMP, jadi sekitar 3 tahun yang lalu. Novel pertama yang saya baca adalah ‘Moga Bunda Disayang Allah’ hasil pinjam dari sepupu. Tapi, setelah itu ya biasa saja tidak ada kelanjutan baca novel yang lain. Nah, ketika kelas 2 SMA akhirnya saya membaca novel ‘Rembulan Tenggelam di Wajahmu’ then, I have fallen in love. Dari saat itu, saya mulai membaca novel-novel yang lain. Pukat, Burlian, Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin, Hafalan Shalat Delisa, Sunset Bersama Rosie, Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah, dan Bidadari-bidadari Surga. Semua sama, saya suka. Bagaimana ya, cerita yang disampaikan bang Tere itu mengajarkan ketulusan, keikhlasan, pandangan yang baik tentang dunia. So simply, but so deep :D
Sebenarnya, saya sudah memesan novel ‘Negeri Para Bedebah’ hampir
setengah bulan yang lalu. Dan katanya, awal September sudah datang. Tapi,
sampai saat ini belum juga dikabari pemilik toko. Padahal sudah terlanjur
penasaran dengan ceritanya. Tapi apa daya, sepertinya saya harus lebih bersabar
:D
Terima kasih
sudah mampir blog saya dan mendengar ocehan saya.
Merci beaucoup, au revoir :D
0 komentar:
Posting Komentar