“Kamu kenapa suka minum kopi pahit sih?” tanyamu
suatu sore.
“Ini masih pakai gula kok” jawabku asal.
“Tetap saja itu terlalu pahit buatku” saat itu
aku hanya bisa tertawa mendengar responmu.
Itu adalah
salah satu dari sekian banyak percakapan kecil kita saat bersama. Kamu yang
pada dasarnya tidak suka jenis kopi apapun selalu rewel saat aku meminum kopi
setengah pahit. Meyakinkanku berkali-kali bahwa kopi tidak baik untuk
kesehatan, yang tentu saja hanya masuk telinga kiri lalu keluar lewat telinga
kanan.
Ah tapi
ayolah, aku bahkan belum benar-benar menjawab pertanyaanmu. Mungkin setelah
kamu mendengarnya, kamu akan tersenyum dan pada akhirnya tertawa sambil
menyebutku drama queen. Bukankah
begitu seharusnya jalan ceritanya? Harusnya kamu mendengarnya dulu, sebelum
tiba-tiba memutuskan untuk berhenti. Sebelum akhirnya kamu memilih meninggalkan
mug berisi kopi pahit setengah dingin. Ah lebih baik terlambat daripada tidak
sama sekali kan? Seharusnya kamu mendengar alasanku dulu...
“Aku menyukai kopi pahit agar aku tidak lupa
bagaimana rasa manis. Rasa manis saat aku dan kamu masih menjadi kita.”
Yogyakarta,
09 Desember 2014.
0 komentar:
Posting Komentar